RumahRakyatOnline.id, Simalungun – Dalam Tradisi Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate(PSHT) Ada disebut dengan bulan Syuro(syuran). Dimana pada bulan tersebut seluruh para pendekar PSHT berkumpul melakukan silahturahmi syukuran serta melaksanakan berbagai kegiatan.
Hal ini sudah menjadi budaya(Tradisi) pada pencak silat tersebut. Seperti misalkan untuk siswa yang melanjutkan kejenjang terakhir maka pengesahan(wisuda) haruslah menunggu bulan tersebut. Sebab, diyakini bulan itulah membersihkan segala sesuatu untuk memulai hidup baik kedepan.
Menilik sedikit Tradisi kumpulan PSHT pada bulan syuran biasanya melakukan silahturahmi, makan bersama, latihan bersama dan mencuci mori bersama. Mori adalah sebuah kain kapan (kain pembungkus mayat) yang disematkan menjadi sabuk bagi warga(anggota) yang sudah mencapai tingkat akhir.
Mori tersebut diyakini untuk menyadarkan para anggota tetap ingat bahwa akhirnya semua akan mati. Sehingga di percaya itu untuk meresahkan Hati walau memiliki kemampuan setinggi apapun.
Selain itu, Ada juga dibulan tersebut yang melakukan Bakti Sosial gotong royong membersihkan Gereja, Mesjid, tempat I ah lainnya dan ruas Jalan yang dianggap perlu untuk di bersihkan.
Bagi PSHT bulan syuran adalah bulan sangat penting dalam syukuran berkumpul dan menjalin erat persaudaraan sesuai dengan tujuan Mereka.
Ketua Cabang PSHT Simalungun Muhammad Rijal Panjaitan, SH, Jumat(29/7/2022) mengatakan mari kita membersihkan diri di bulan Suro(syuran) ini agar kehidupan kita kedepan lebih baik dan bermakna.
“Untuk menyambut 1 syuran ini kami mengundang seluruh warga PSHT yang ada di Siantar – Simalungun dan sekitarnya kami undang hadir untuk bersama dalam acara Syuran bersama”, katanya.
Reporter : Tenar Rajagukguk
 Ada disebut dengan bulan Syuro(syuran). Dimana pada bulan tersebut seluruh){kind=link}