Rumahrakyatonline.id, Jakarta – Pengungsi yang melarikan diri dari invasi Rusia ke Ukraina terus membanjiri perbatasan di bagian barat pada Sabtu, 26 Februari 2022. Dilansir dari Reuters sebanyak 100.000 orang mencapai Polandia dalam dua hari terakhir. Para pengungsi berlindung sementara di gedung olahraga dan stasiun kereta api.
Ketika pasukan Rusia meluncurkan serangan rudal jelajah dan artileri di beberapa kota termasuk ibu kota Kiev, keluarga-keluarga yang ketakutan memadati perbatasan Uni Eropa. Mereka berharap bisa memasuki Polandia, Slovakia, Rumania, dan Hungaria, setelah Rusia invansi ukraina.
Di Beregsurany, kota perbatasan Hungaria, Ilona Varga yang berusia 69 tahun menyeberang ke Uni Eropa dengan berjalan kaki. Ia meninggalkan rumah, toko dan berharap dia akan segera kembali.
“Anak-anak saya menyuruh saya pindah ke Hungaria untuk selamanya dan mereka benar,” kata Varga. “Tetapi sangat sulit untuk meninggalkan segalanya. Saya lahir di sini, dibesarkan di sini, memiliki pekerjaan di sini, semuanya mengikat saya di sini.”
Polandia memiliki komunitas warga Ukraina terbesar di yaitu mencapai 1 juta orang. Lebih dari 9.000 orang telah melintasi perbatasan sejak pukul 7 pagi pada Sabtu, menurut Wakil Menteri Dalam Negeri Pawel Szefernaker dalam konferensi pers.
Di Medyka di Polandia selatan, sekitar 85 kilometer dari Lviv di Ukraina barat, ribuan warga Ukraina menunggu pejabat untuk memproses mereka sebagai pengungsi. “Saya tiba hari ini pukul 3 pagi dan saya sedang menunggu istri saya,” ujar Taras, 25, kepada Reuters di sisi perbatasan Polandia.
“Dia menelepon saya dari sisi Ukraina dan ada antrean mobil dan orang sepanjang 30 kilometer. Dia bilang dia tidak tahu kapan akan menyeberang.”
Perusahaan kereta api Ceko mengirimkan kereta khusus yang tiba Sabtu pagi di perbatasan Polandia. Kereta itu akan membawa warga Ukraina yang tinggal di Republik Ceko untuk bertemu dengan anggota keluarga yang lolos dari perang.
Di kota perbatasan Slovakia Ubla, para pengungsi ditempatkan di gimnasium lokal. Tempat tidur lipat dan kasur udara telah disiapkan di lapangan basket. Relawan membagikan sandwich sementara anak-anak kecil masih tertawa riang dan bermain dengan boneka binatang yang disumbangkan.
“Kami datang ke perbatasan dengan taksi. Kami akan pergi ke Praha untuk bertemu suami saya, di tempat yang aman,” kata salah satu pengungsi, Miroslava Krackovska.
Seorang wanita tersentak dan menyeka air mata ketika melihat berita di telepon genggamnya. Dengan cepat ia memberikan telepon itu kepada wanita di sebelahnya.
Dua bus yang membawa etnis Bulgaria dari Odessa tiba Sabtu pagi di Bulgaria. Bus ketiga sedang dalam perjalanan. Bulgaria telah mengirim empat bus lagi ke Kiev untuk mengevakuasi orang-orang yang merupakan bagian dari 250.000 minoritas di Ukraina.
Seorang wanita Ukraina yang menikah dengan seorang Bulgaria menggambarkan penembakan di kotanya setelah perang Rusia Ukraina. Pengungsi yang lain menceritakan perjuangannya untuk melarikan diri.
“Selama dua hari kami duduk di bagasi, bersembunyi di kamar mandi,” ujar Tanya Mitova, seorang etnis Bulgaria. Ia mengatakan kepada saluran nasional BNT setelah dia tiba di desa Durankulak di timur laut, dekat perbatasan dengan Rumania. “Ada penembakan, pesawat terbang di atas, itu sangat menakutkan.”
Sumber : Reuters