Puluhan Personil Polisi Coba Takuti Warga Kampung Baru Gurilla Terkait Kehadiran KSP

Terkait

RumahRakyatOnline.id, Pematang Siantar-Puluhan Polisi melakukan patroli mengelilingi perkebunan di kampung baru gurilla untuk menakut-nakuti masyarakat yang menduduki tanah seluas 126 hektar sejak tahun 2004 hingga saat ini, masih dalam proses perkara sengketa di PTUN. di simpang mesjid Kampung Baru Gurilla, Kecamatan Sitalasari Kota Pematang Siantar. Jumat(4/11/2022) Sekira pukul 22.30 Wib.

Warga menaruh curiga sebab, kegiatan personil tersebut terjadi disaat jam istirahat, apalagi lokasi tersebut baru saja terjadi konflik antara warga yang menduduki sudah 18 tahun lamanya dengan PTPN III.

Pihak kebun mencoba menghilangkan bukti sejara warga sudah 18 tahun lamanya menduduki lahan tersebut dengan cara menghancurkan perladangan warga sebanyak 207 KK tersebut.

Selain itu, pihak kebun juga menggunakan jasa personil TNI/ Polri khususnya Polresta Pematang Siantar dan Kodim 0207 Simalungun. untuk menganiaya sejumlah warga perempuan saat melakukan penghadangan dan perlawanan akibat penguasaan lahan tersebut.

Setelah melihat gejolak ini menjadi issu Nasional, Kepala Staf Presiden (KSP) Sahat Lumbanraja dan rekannya lakukan kunjungan kerja dengan berdialog bersama masyarakat dan Kemerintah Kota Pematang Siantar di hotel Sapadia terkait konflik tersebut. sekira pukul 09.00 Wib.

Setelah itu, malam harinya Poliri Iptu HMS Siallagan melakukan patroli ditengah kampung sehingga menimbulkan pertanyaan masyarakat dan sempat terjadi keributan antara sejumlah oknum polisi tersebut.

Dugaan masyarakat dikarenakan salah satu KSP adalah mantan Aktifis Buruh KPS(kelompok Pelita Sejahtera) salah satu penggerak demo buruh tahun 1994 jaman Suharto, besar dugaan personil polisi tersebut cuirga kalau salah satu KSP menginap bersama rakyat.

“Jadi jelas ini bang, polisi ini besar dugaan kita anti Presiden Jokowi ini, kami menduga mereka curiga bahwa salah KSP teman kita menginap bersama rakyat, lagian kalau pun menginap emang kenapa,? jadi kami berharap Presiden Jokowi selektif ini melihat personil personil yang banyak menciptakan masalah di Republik ini, agar di proses ini bibit sambo-sambo baru”, kata Feri salah satu aktifis pendamping warga.

Seorang warga PJ (56) mengatakan “kami tidak bisa terus biarkan mereka sesuka hati melakukan pengerusakan, sebab sekarang kami sudah nggak tau lagi caranya cari makan, demi kelangsungan hidup kami, sementara tanaman kami semuanya dirusak pakai alat berat”, ucapnya

Warga berharap pendamping mereka yaitu mahasiswa segera melaporkan Oknum TNI/Polri yang terlibat merusak tanaman untuk kehidupan mereka.

Dilokasi Polisi Iptu HMS Siallagan mengatakan “kami hanya menjaga negara, kami harus menjaga PTPN III, kita harus bisa bekerja sama untuk menjaga Negara, agar negara kita maju kita harus mendukung investasi di negara ini”, katanya

Hari ini Futasi telah menyiapkan berkas untuk disampaikan ke Presiden, DPR RI Komisi III, Panglima TNI, Kasad TNI AD, Kompolnas, IPW, Irwasum, Kapolri dan kantor Pasukan Keamanan PBB di Singapura terkait pengamanan yang tidak sesuai Standart Operasional Penagamanan(SOP). Tambah Feri.

Reporter : Julius Sitanggang

spot_img

Terkini

Related Articles

Lewat ke baris perkakas